Penanganan kasus stunting terus digalakkan oleh pemerintah, baik itu skala pusat hingga daerah-daerah terpencil. Hal ini merujuk pada target pemerintah Indonesia berdasarkan hasil SSGI (Survey Status Gizi Indonesia) untuk menekan kasus stunting di bawah 14%. Berdasarkan hal tersebut, tim KKN UNDIP di Desa Mojosari Kecamatan Bansari Temangung mencoba mengulik kasus yang terdapat di Puskesmas Bansari, dari hasil penelusuran tersebut ditemukan bahwasanya kasus stunting di Bansari menjadi kasus stunting tertinggi dibandingkan kasus di puskesmas se-Kabupaten Temanggung.
Data tersebut menjadi latar belakang untuk program kerja penggalakan pemenenuhan gizi kepada masyarakat, terkhusus di Desa Mojosari. Pada Hari Selasa (28/7/2024), tim KKN UNDIP Semarang mengumpulkan kader-kader PKK serta ibu-ibu penerima PMT (Penerima Makanan Tambahan). Tujuan program ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran kepada penerima PMT untuk lebih peduli terhadap pemenuhan gizi anak batita dan ibu hamil, guna menciptakan anak yang sehat dan berkualitas.
Kegiatan ini akan melibatkan 4 ilmu disiplin dari perwakilan tim KKN UNDIP untuk mengeksekusi program pecegahan stunting. Kegiatan awal di mulai dari penyuluhan mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah terkait tanggapannya terhadap kasus stunting di Indonesia, yang ditenggarai oleh mahasiswa Ilmu Pemerintahan (Aliefia Hamidah). Selain itu, Aliefia juga menyampaikan bagaimana bayam menjadi salah satu bahan pangan lokal potensial untuk dijadikan pemenuhan gizi pencegahan stunting. Salah satu ibu bidan Bansari, Izza, yang pada waktu turut serta di Balai Desa memberikan pernyataan penguatan bahwasanya bayam memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk pencegahan stunting.
”Seperti halnya yang disampaikan Mbak KKN, bayam memang kaya akan nutrisi tinggi, dapat mengurangi anemia pada ibu hamil, dan memperlancar ASI pada ibu nifas,” tuturnya di Balai Desa pada Selasa (28/7/2024).
Kegiatan kedua, yaitu penyampaian data statistika kasus stunting di Indonesia, Jawa Tengah, dan di Bansari. Pemaparan data tersebut, dilakukan oleh mahasiswa Statistika (Kharisma Sofiana) guna menyadarkan dan mengedukasi bahwasanya stunting bukanlah penyakit yang harus ditutupi, tetapi sebuah penyakit yang harus sedari dini ditangani. Bagaimana tidak, data angka stunting Indonesia menurut SSGI masih menyentuh 21,5%. Sedangkan untuk Jawa Tengah, menyentuh angka 20,7%. Angka yang masih jauh dari target, hal ini pula yang dicoba diedukasikan kepada masyarakat Mojosari, terfokus penerima PMT dan kader PKK sebagai fasilitator yang diharapkan mampu melanjutkan program KKN UNDIP setelahnya.
Kegiatan ketiga, mahasiswa Teknik Lingkungan (Raihan Baihaqi) melakukan pendampingan pembuatan pupuk kandang. Pupuk kandang ini diajarkan sebagai upaya pendukung untuk penanaman bayam di perkarangan rumah yang digalakkan. Setelahnya, acara pamungkas adalah praktik penanaman bayam bersama ibu penerima PM dan kader PKK di halaman balai desa Mojosari, yang mana bayam-bayam yang ditanam di polybag masing-masing, dapat dibawa pulang oleh masing-masing ibu PMT dan kader PKK. Penanaman bayam ini dikomandoi oleh mahasiswa Agribisnis (Meylinda Wildan).
Ibu Riyati selaku ketua PKK menyambut dengan hangat program yang diinisiasi oleh mahasiswa UNDIP ini. “Semoga ilmu yang diberikan oleh adik-adik kita semua ini (Tim KKN UNDIP), mampu menjadi pemantik untuk ibu PKK serta kesadaran ibu-ibu sekalian untuk memerhatikan pola asuh dan pemenuhan gizi, salah satunya dengan pangan dari olahan bayam,” ucapnya di akhir acara.
Kegiatan ini merupakan tindakan konkret dan praktis untuk visi penurunan angka kasus stunting di Indonesia. Mulai dari edukasi mengenai data kasus stunting yang tinggi dan potensialnya bayam diolah menjadi pangan lokal yang menawarkan kekayaan nutrisi. Serta, penanaman bayam secara mandiri dan praktis ini diharapkan mampu meniadakan alasan untuk tidak makan-makanan bergizi.
Sumber:
- SSGI Kementerian Kesehatan
- BKKBN
- E-PPGBM DINAS KESEHATAN
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook